PETA-142 LPDP: PERSIAPAN KEBERANGKATAN HARI KE-3 (3/6)


Waktu Baca: 5 menit

SESI KETIGA
Rabu, 10 April 2019 (09.00 – 12.00 WIB)
Inovasi untuk Kemandirian Bangsa: Sumber Gagasan untuk Academic Writing
Oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M. Eng. (Guru Besar Universitas Indonesia)

Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M. Eng. lahir di Jawa. Timur 1 Mei 1961, merupakan seorang guru besar teknik kimia di Universitas Indonesia. Nasikin adalah pendidik dan peneliti. Ia meraih berbagai penghargaan, termasuk Habibie Award untuk Ilmu Rekayasa, 2013. Penemuannya paling dikenal adalah BioPower, cairan penghemat bahan bakar diesel yang bisa mengurangi konsumsi hingga 10%. Beliau aktif dalam memimpin kerja sama riset dan pengembangan teknologi, antar perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri. Ia juga bergelut di bidang pemanfaatan produk riset laboratorium dengan industri dalam negeri.



PETA-142 mempersembahkan nyanyian Kebyar-Kebyar untuk menyambut Pembicara 1. Kemudian, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M. Eng. masuk ke aula dengan didampingi Ketua PA PETA-142 dan PIC PK LPDP.

Sesi ini dimulai oleh pertanyaan mengenai apa perbedaan skripsi pada strata satu (S1), thesis pada strata dua (S2), dan disertasi pada strata tiga (S3). Jawabannya adalah, pada tingkat S1, penelitian akan menjawab pertanyaan “what”, menjelaskan hubungan antar variabel. Selanjutnya, pada tingkat S2, karya ilmiah akan menjawab pertanyaan “how”, menjelaskan bagaimana antar variabel tersebut berhubungan. Sedangkan pada tingkat S3, penelitian akan menjawab pertanyaan “why” atau mengapa sesuatu terjadi. Namun, walaupun penelitian tersebut merupakan syarat kelulusan S1, S2, dan S3, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M. Eng. mengemukakan bahwa karya ilmiah tidak boleh berhenti sampai pada penerbitan publikasi/jurnal ilmiah, melainkan harus dikembangkan menjadi sebuah industri. Beliau juga mendorong para peserta PETA-142 untuk melakukan riset yang berujung pada paten/hak cipta dan selanjutnya bermanfaat pada industri.

Sebagai contoh Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M. Eng., dari hasil penelitian yang dilakukan beliau, hingga saat ini ia telah memiliki 4 buah paten, yaitu: Paten No.ID 0019843 : Aditif untuk minyak solar, Paten No.ID 0018225: Alat pengkaya oksigen, Paten No. ID 00036251B: Bio-bensin, dan Paten No. P00201400091: Aspal dari Asbuton. Selain riset berskala laboratorium, beberapa hasil riset sudah berhasil menjadi industri. Aditif solar yang beliau hasilkan dari risetnya telah dikomersialisasikan di bawah PT Saltindo Nusa Pratama dengan merek "BioPower". Sementara paten ia yang terbaru, Aspal dari Asbuton, akan segera masuk industri dengan menggandeng PT Wijaya Karya.

Pentingnya academic writing adalah untuk penelitian dan melaporkan hasil survey/penelitian. Pertanyaan selanjutnya adalah apa kaitannya antara penulisan karya ilmiah dengan situasi terkini. Ada tiga kaitannya, yaitu disruption atau menganggu sistem yang sudah mapan (well-established) dengan penilitian, contohnya taksi blue bird yang “diganggu” dengan sistem taksi online, seperti Go-Car, dll. Kedua, bonus demografi meningkatkan pangsa pasar industri yang berujung pada peningkatan kelas menengah di Indonesia. 

Sumber: Daily Report.



No comments:

Post a Comment