INDAH PASARIBU

Showing posts with label CHRISTIANITY. Show all posts

“Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Matius 5:7)

PENDAHULUAN
Dalam Matius 5:7, Yesus menyatakan bahwa ketika kita bermurah hati, kita akan menerima kemurahan. Kemurahan hati berkaitan dengan sikap hati, bukan seberapa banyak kekayaan atau pemberian kita. Kemurahan hati tidak selalu dalam bentuk pemberian uang atau benda. Belum tentu orang yang suka memberi adalah orang yang murah hati.

PEMBAHASAN
Mengapa kita harus bermurah hati?
Kita harus bermurah hati karena sudah merasakan kemurahan Tuhan. Merasakan kemurahan Tuhan berarti memahami dan mengalami bagaimana kasih Tuhan nyata dalam kehidupan kita. Hal tsb membawa kita pada satu kesadaran bahwa tanpa kemurahan Tuhan, kita tidak bisa hidup, oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kita menjadi orang yang murah hati.

Kemurahan adalah unsur dari buah roh (Galatia 5:23).
Kemurahan hati adalah sesuatu yang ada di dalam diri orang yang hidupnya dipenuhi dan dipimpin Roh Kudus. Tuhan mau memakai sesuatu yang ada dalam diri kita untuk melayani orang lain. Tuhan mau keluarkan hal baik yang Tuhan taruh dalam diri kita. Keluarkan kualitas kita untuk melayani/memberkati orang lain.

Kemurahan hati mempunyai kekuatan ganda: memberi dan mengampuni.
Kemurahan hati adalah sesuatu yang harus kita latih, kemurahan hati tidak bisa terbentuk seketika itu juga ada. Semakin kita belajar untuk taat pada Firman Tuhan dalam hal memberi dan mengampuni, semakin hati kita menjadi murah hati. Dalam Lukas !0:30-37, Yesus memberi gambaran bahwa kemurahan hati dilakukan dalam satu tindakan nyata , bukan seperti Imam dan orang Lewi yang tahu/melihat adanya kesempatan untuk melakukan kemurahan hati tapi tidak melakukannya.

Kemurahan hati tidak tergantung dari kondisi/keadaan kita.
Dalam contoh tsb, bahkan dalam kondisi yang susah, jemaat di Makedonia bermurah hati melampaui kemampuan dan keadaan mereka. 2 Korintus 8:1-5

KESIMPULAN
Sebagai orang yang sudah mengalami kemurahan Tuhan, marilah melatih diri kita menjadi orang-orang yang murah hati.

___
Sumber: Materi COOL, GBI Kupang Baru

Waktu baca: 10 menit

Shalom.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kegiatan Dewasa Muda Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kupang Baru yang dibentuk sebagai wadah persekutuan bagi jemaat dengan rentang usia kurang lebih 20-an sampai dengan 40-an.

Pada tanggal 18 Februari 2019, Dewasa Muda GBI Kupang Baru mengadakan persekutuan di Subasuka Restoran. Firman Tuhan dibagikan kepada 24 orang jemaat oleh Ibu Gembala Rita Jauwalata.

Firman Tuhan diambil dari Ibrani 11: 8 yang menyatakan bahwa: “karena iman, Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.”

Rhema yang saya dapat terdiri dari dua kata, yaitu iman dan ketaatan.

Beberapa sharing penguat iman, yaitu:

a. Ibu dan Bapak Gembala taat untuk tetap tinggal di Kupang pada Tahun 2004 dengan kondisi yang tidak “kelihatan” prospektif, sementara ada tawaran yang pasti di Samarinda. Namun, ketaatan tersebut didasari dengan iman bahwa Tuhan Yesus punya otoritas atas hidup mereka. Alhasil, Tuhan membukakan tingkap langit yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya oleh mata fisik mereka;

b. Ibu Telly yang menguatkan iman Ibu mertuanya untuk percaya bahwa operasi kanker yang akan dijalaninya hanya operasi kanker ovarium, walau sementara beliau dideteksi mengidap kanker limpa dan usus. Hasilnya, sesuai iman Ibu mertuanya dan dukungan doa keluarga, Ibu mertuanya hanya operasi kanker ovarium, sedang kanker limpa dan usus hilang;

c. Ibu Iga menyaksikan imannya ditengah-tengah keluarga yang belum percaya ketika berdoa untuk poponya (baca: nenek) yang divonis akan “segera” meninggal karena stroke. Akhirnya, popo Ibu Iga sampai sekarang masih hidup;

d. Pak Denny bersaksi mengenai pekerjaan yang sebenarnya “mudah” berakhir menjadi “tidak mudah” ketika kita mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak berdoa sebelum memutuskannya; dan

e. Saya sendiri berbagi mengenai proses Tuhan yang memurnikan iman saya melalui pendidikan master akuntansi di university of manchester yang seharusnya saya dapatkan di Tahun 2012 dan 2018. Saya mau taat saja pada Tuhan. Ketika ini merupakan waktunya Tuhan, segala sesuatu (jalan) akan dibukakan. Iman saya dan dukungan doa dari komunitas – Cool Sinai dan Dewasa Muda – akan semakin memperkuat proses pemurnian iman saya di dalam Tuhan.

Momen khusus pada kesempatan kali ini adalah ulang tahun pernikahan Ibu Ester dan Pak Monang. Melalui persekutuan ini, Keluarga Ibu Ester juga membagikan bahwa proses kehidupan di dalam Tuhan sangatlah tidak mudah. Namun, semua itu bisa dilalui sampai dengan tiga belas tahun ini, hanya oleh karena penyertaan Tuhan. Khususnya, ketika kerinduan memiliki keturunan “baru” Tuhan kabulkan setelah delapan tahun menunggu (anak). Bahkan Tuhan bukan hanya memberikan anak, tetapi anak-anak. Sekarang, Ibu Ester dan Pak Monang telah memiliki dua orang anak – satu orang putera dan satu orang puteri.

Bahwa iman dan ketaatan merupakan seperangkat alat yang pasti ada dalam proses kehidupan di dalam Tuhan. Tugas saya adalah memastikan bahwa iman yang saya miliki bukan kualitas rendah/receh, melainkan iman yang teruji melalui ketataan atas visi yang Tuhan perintahkan dalam hidup saya.

Semoga tulisan ini dapat membangkitkan iman teman-teman, khususnya bagi kamu yang sedang dalam ujian.

Tuhan Yesus memberkati.

Waktu baca: 8 menit.

Menjadi gereja misioner yang berdampak dengan karakter Ilahi melalui nilai-nilai kekudusan, kedewasaan, dan kerukunan.

Shalom, teman.

Catatan kali ini menginformasikan mengenai tempat ibadah dimana kami bertumbuh sebagai keluarga Kristus. Setibanya kami di Kupang tanggal 2 Juli 2018, kami langsung mencari informasi mengenai gereja lokal untuk beribadah dan akhirnya kami menemukan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kupang Baru.

Hal yang sangat penting untuk diketahui adalah bahwa gereja yang akan kami jadikan tempat beribadah dan bertumbuh dalam Kristus adalah dengan memahami visi dan misi gereja ini.

Visi dan misi GBI Kupang Baru adalah menjadi gereja misioner yang berdampak dengan karakter Ilahi melalui nilai-nilai kekudusan, kedewasaan, dan kerukunan. Terdapat dua klasifikasi orang yang beribadah di GBI Kupang Baru, yaitu simpatisan (orang biasa mengenalnya dengan jemaat musafir/pindah-pindah/tidak terdaftar) dan jemaat tetap (terdaftar). Berdasarkan informasi dari salah seorang koordinator komunitas kasih (community of love/COOL), diketahui bahwa per September 2018, GBI Kupang Baru memiliki 100 simpatisan dan 200 jemaat tetap (harap koreksi, jika saya salah). Di samping itu, terdapat Sembilan COOL yang tersebar di wilayah Kota Kupang. Kami memutuskan untuk menjadi jemaat tetap di GBI Kupang Baru dan telah bergabung dengan COOL Sinai.

Sekretariat dan GBI Kupang Baru berlokasi di Jalan Amabi No. 77, Oebufu, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Gembala GBI Kupang Baru adalah Pdt. dr. Frans Homalessy Sp. An dengan Ibu Gembala Pdm. Rita Jauwalatta. Jika teman-teman membutuhkan informasi, nomor yang dapat dihubungi adalah 0822 4771 7051 (hotline gereja).

Jemaat dapat mengikuti dua kali ibadah yang dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 07.30 – 09.00 WITA (Ibadah ke-I), 09.30 – 11.00 WITA (Ibadah ke-II), 08.00 – 10.00 (Ibadah Anak) dan 18.00 WITA (Ibadah Pasar Inpres). Untuk remaja, Ibadah Christ Gen Youth dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 17.45 WITA.

Selain itu, terdapat beberapa wadah/komunitas sebagai tempat jemaat bertumbuh, seperti COOL (Rabu minggu ke-I dan ke-III) dan Wanita Bethel Indonesia (Rabu minggu ke-II dan ke-IV). Komunitas ini dibentuk sebagai wadah jemaat bertumbuh dalam Kristus, saling menguatkan dan mendoakan, serta sarana penguatan hubungan kekeluargaan antar jemaat.

Bagi jemaat yang sudah tergabung dalam COOL, pendaftaran pernikahan, baptisan, penyerahan anak, ibadah ucapan syukur, dan informasi kedukaan dapat disampaikan kepada Cooler yang akan dilanjutkan kepada Sekretariat Gereja.

Berikut adalah beberapa dokumentasi terkait kegiatan jemaat di COOL Sinai pada tanggal 22 Agustus 2018. Secara garis besar, aktivitas yang kami lakukan di COOL meliputi, pujian dan penyembahan, sharing firman dan doa, dan makan-makan. Semoga cerita saya kali ini memberkati teman-teman. Tuhan Yesus memberkati.

Waktu baca: 15 menit.

Hi everyone. Gue baru banget nyampe dari kegiatan Connect Group (CG). Buat temen-temen yang belom tahu apa itu CG, temen-temen bisa berkunjung ke link ini yah.

Hhm, kayaknya akan lebih enak kalo gue share kali ini dengan pendekatan pertanyaan, supaya lebih dapet poin share nya.

Kapan CG diadakan dan dimana?

Nah, gue join CG 25, di daerah Padang Bulan, dan diadakan setiap hari Selasa jam 7 malem, biasanya sampe jam 9.30 malem.

Apa aja kegiatannya?

Yang paling musti-kudu-harus adalah sesi bersekutu dengan Kristus. Di CG akan ada Ice Breaker (game singkat gitu), Praise and Worship, sharing firman dari CG Leader, plus sharing dari masing-masing temen yang dateng.

Apa yang lu dapet hari ini?

Hari ini CG Leader berbagi firman tentang Pikiran Kristus. Selaw, ini topik bukan buat malaikat suci kudus dan tak bercacat cela. Justru karena gue berharap bisa jadi figur yang emang sesuai dengan firman Tuhan, gue belajar gimana caranya punya cara pikir dan sudut pandang yang sama dengan Kristus.

Firman diambil dari Roma 12 ayat 1 sampai 2. Temen-temen bisa baca ayat lengkapnya di alkitab masing-masing. Intinya, kita sebagai anak-anak Kristus harus tahu ngebedain mana kehendak Allah, apa yang baik, dan yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (in short, Pikiran Kristus). Nah, pertanyaannya gimana caranya supaya bisa punya pikiran kayak gitu? Jawabannya: jangan serupa dengan dunia, tetapi berubah oleh pembaharuan budimu.

Apaan sih itu Pembaharuan Budi?

Gue percaya sih, itu adalah sebuah proses. Well, yang namanya proses itu adalah terus-menerus sehingga kita bisa menghasilkan output.

Mungkin gue bisa share dengan pendekatan 3 tahap: input > proses > output

Output itu adalah Pikiran Kristus yang merupakan hasil dari proses pengolahan input. Di sini, gue sifatnya pasif. Kenapa? Karena gue bertugas untuk melihat hasilnya. Karena gue cuma bisa memengaruhi hasilnya kayak apa dari prosesnya, ga bisa ujug-ujug.

Sedangkan input itu adalah sesuatu yang available artinya emang udah tersedia di pasaran. Ini tergantung gue mau masukkan input apa ke proses pembaharuan budi gue. Yah, secara gue masih ada di dunia, kaki gue masih napak di bumi Indonesia tercinta, gue pasti banget nemuin fakta bahwa ga semua input baik kalo gue masukkan ke proses, ga semua input sesuai dengan firman Tuhan. Ada aja hal-hal duniawi yang jadi pilihan, yah yah yah, ini masih di dunia men.

Nah ini dia: proses. Tahap proses adalah bagian yang bisa dipastikan di bawah kendali gue. Yah iya lah, proses kan gue yang nentuin, input apa yang gue masukkan sebagai bahan olahan di proses. Kaitannya dengan CG adalah ini: salah satu proses yang bisa membantu gue melakukan pembaharuan budi adalah dengan terlibat di CG. Karena di CG, gue itu dinutrisi dengan firman Tuhan, disegarkan kembali, melalui penyembahan dan sharing firman. Jadi, CG itu adalah kebutuhan gue supaya mastiin gue tetep melakukan pembaharuan budi, supaya (balik lagi ke output) gue bisa tahu ngebedain mana kehendak Allah, apa yang baik, dan yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (in short, pikiran Kristus).

Udah itu aja?

Pastinya enggak. Satu hal yang menambah pemahaman gue tentang Pikiran Kristus adalah tahap outcome. Jadi, kalo output itu memastikan kalo gue bisa dapet hasil yang memuaskan buat diri gue. Tapi, outcome itu, membawa gue ke pengertian kalo hasilnya jangan cuma buat gue doang, jangan cuma buat gue doang, jangan cuma buat gue doang, bruh! Bagiin sama orang-orang di sekitar gue. Bagiin sama orang-orang yang mungkin aja ga kenal Kristus. Dan, bagiin sama orang-orang dengan tipe khusus: agamawi.

Gue agak lola (baca: loading lama), waktu Team Leader share tentang ini. Gue kutip pernyataan Team Leader yah.

Sekarang itu, iblis ga perlu susah-susah bikin kita punya kepahitan, atau melakukan hal-hal yang kayaknya jahat banget. Dia cukup bikin kita jadi orang yang agamawi. Gereja, yah gereja. Baca alkitab, ya baca alkitab. Semuanya fine. Tapi … dia bikin kita di zona nyaman pada saat kita (sebenarnya) udah ga mengalami Tuhan. Kita ga mengalami Tuhan secara pribadi. Semua kegiatan itu hanya ritual. Ritual agamawi.

Seriusan, gue dapet sesuatu yang baru. Gue keinget lagi, visi gereja di dua tahun belakangan ini adalah: Encounter Jesus in everything. Waktu dimana gue cuman ngelakuin semuanya secara rutin dan gak ngalamin Tuhan, adalah momen dimana sebenernya gue sedang tidak dalam proses pembaharuan budi, gue sedang dengan sengaja membiarkan Pikiran Kristus itu ga terbentuk, dan yang paling parahnya adalah gue dengan sadar membiarkan orang-orang di sekitar gue gak ngerasain kasih Kristus.

Parah banget.

Jadi, melalui CG malem ini, gue pengen pengen banget kalo siapa pun orang-orang di sekitar gue itu ngalamin Kristus juga, ngerasain kasih Kristus yang melimpah, dan bisa kenal Yesus dari kehidupan gue.

Kalo menurut temen-temen gimana? Udah punya komunitas yang bisa menutrisi makanan spiritual yang memadai ga? Kalo belum, cepet cari, karena kita ngebutuhin banget komunitas kayak gitu. Kalo udah punya, good job, gue yakin banget kita bakal dapet makanan yang cocok untuk membuat kita makin dewasa dari pengenalan akan Kristus, sehingga akan punya Pikiran Kristus yang membuat kita ga masuk dalam jebakan betmen, si agamawi.

Sekian dari gue. Istirahat yuk.

Reading time: 18 minutes.

Hi everyone. This post aims to give information about take off sessions I attended for these two weeks. The last session will be conducted on next Sunday. Overall, the take-off sessions are scheduled on August 13, 20, and 27, 2017. And this is what the materials at take-off looked like.

First thing first, the booklet was so lovely. The mixture of some pastel colours brought warm impression to the class. However, the most important is the materials delivered by the servants.

Vision of Eaglekidz is taken from 1 Peter chapter 2 verse 9, namely "But you are the chosen people, a royal priesthood, a holy nation, a people belonging to God that you may declare the praises of Him who called you out of darkness into His wonderful light."

Meanwhile, the missions consist of six elements, as follows:

Enjoying friends while growing together;

Age-appropriate and fun teaching;

Grounded in God's word, grow in faith character;

Loving response to God in the things they do;

Excellent spirit shown through the fruits of the Spirit; and

Share Christ with the community.

There are four levels within the organizational structure of Eaglekids. The top leader is a head of leadership (of course, it is still under GMS My Home Medan, instead of a stand alone church). Further, three leaders are under the head of leadership. Number of leaders represent the total classes Eaglekidz has (Allstars, Super Trooper, and Voltage). Besides, both service in charge and servants are directly under level leaders.

You may wonder, why kids are seemingly so important to be built. According to Barna Research Group, kids 5 yo until 13 yo are the most effective ages to accept Jesus as their Saviour. It means a kids under those ages could allow Jesus be their Almighty God 5 to 8 times easier rather than an adult.

Moreover, I need to know what Bible says about kids. There are four main bullet points noted.

1. Kids are priceless in His eyes | Matthew 18: 5 "And whoever welcomes a little children like this in my name welcomes me."

2. Kids need salvation | Romans 3: 23 "For all have sinned and fallen short of the Glory of God."

3. God commands us to teach the right figure of Christ to the kids | Deuteronomy 6: 6 - 7 "These commandments that I give you today are to be upon your hearts. Impress them on your children. Talk about that when you sit at home and when you walked around the road, when you lie down and when you get up"

4. God can directly use kids | Psalm 8: 3 "From the lips of the children and infants, you have ordained praise because of your enemies to silence the foe and the avenger."

Not forget to mention, many times the servants delivered topic about the difference between Eaglekidz and Sunday School. Do please highlight that Eaglekidz is not a Sunday School. In Eaglekidz, children are the congregation instead of the object of the service. Therefore, they intentionally build the two way communication rather one one way. The main concern of the service is the spiritual maturity that being monitored and followed up attentively on regular basis. Also, the servants are not the teachers in lieu the shepherds.

One interesting point I got this Sunday is the Three Basic Guidelines shared to me, namely Expressive (Positive Energy, Initiative, and All Out), Fun, and Passionate. Before the session ended, I raised my hand and asked: "Do you think, passion is nature? or nurture?" I inquired such question because honestly speaking I have no interest on kids. In fact, I am the n-th person who said that. But, they all turned out realising that they are finally into kids.

In summary, the materials given in take off sessions added my knowledge about the service, particularly service for kids. Because this isn't perceived as an only one-by-one service, rather it is beyond a full service for one generation. I hope I could perform well, ultimately for the Glory of Christ. Again, how about you, everyone?

Reading time: 8 minutes.

Hi everyone! Mawar Sharon Church – My Home, Medan – has a Pro-M (read: Profesional Muda/ Young Professionals) Service every Saturday. I’ve been joining the Service for more than 2 years. It supplies me with proper spiritual foods. Therefore, I thought why I don’t store the lists of the spiritual foods here, of course, in concise and forthright manner.

The food was taken from Romans Chapter 12 verse 2. It brought us to the topic, so-called re•vo•lu•tion. Let me drop down the verse into 3 points:

1. Do not conform any longer to the pattern of the world. To me, pattern of the world is, such as, becoming negotiable to so-called white lies. World tells that as long as I could justify the rationales of my lies, it’s completely OK. In contrast, the Bible says that if “yes” say “yes”, if “no” say “no”, what is beyond comes from evil. I once committed myself to such pattern. Nevertheless, Jesus keeps patiently reminding me to stick with biblical guidance if I am not on the track. He tenderly whispers “do not conform any longer”. Do you experience it as well?

2. But be transformed by the renewing of your mind. Literally, renewing in the original Bible Verse is kind of a metamorphosis, meaning a continuous improvement attaining the peak of the stage. Mind implies the Spirit and the thought. So, instead of stop and quit while I have fallen short, I need to get back and improve my capacity.

3. Then you will be able to test and approve what God’s will is; his good, pleasing and perfect will. I constantly thing about the perk of being able to test and approve God’s will. It must be so pleasant. But first, I am required to execute point #1 and #2. Able-to-test indicates capacity to determine things that please on God’s eyes. It is so in line with my vision, namely: being a noble and highly favored daughter of Jesus Christ with wholly sanctified heart, mind, and deeds according to the biblical guidance in order to ensure that I’m always on duty to please Heavenly Father well.

From book of Romans above, I urgently need to elevate myself in three areas, as follows:

(1) Revolution in identity. To what extent, I represent the figure of Jesus’ disciple; (2) Revolution in spirit and mind. To what extent, I involve Him to upgrade my maturity in spirit and mind; (3) Revolution in decision making. To what extent, I take Him along my decision making process.

In a nutshell, not confirming to the world standards enable us to improve ourselves in three areas, namely identity, spirit and mind, and decision making. And I do always bear in mind that it is a gradual and uninterrupted process. How about you?

THE WORDS

ARCHIVE

FREQUENTLY READ

LABELS