Waktu Baca: 9 menit
Horas, teman-teman.
Tulisan ini bertujuan untuk mendokumentasikan kegiatan saya dan 111 teman lainnya ketika mengikuti rangkaian kegiatan Persiapan Keberangkatan (PK) angkatan 142 tanggal 8 - 12 April 2019 di Hotel Bintang Wisata Mandiri Jakarta dan tanggal 13 April 2019 di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri . Berikut adalah rincian Kegiatan Persiapan Keberangkatan Angkatan 142, dengan nama angkatan PETA-142.
SESI PERTAMA
Senin, 8 April 2019 (08.00-12.30 WIB)
Registrasi dan Penyambutan Tim PK
Oleh: Mohammad Kamiluddin dan Shabahul Arafi (PIC PK), serta Tim PK LPDP (Mukhlis Gumilar, Abd Jalil, Jupriyanto, Firman Rompone, Ratnawati, Dwi Ernawati, Pelangi Wiyanika, Yani Mustikawati, dan Mohammad Hatif).
Peserta PK-142 disambut dan diperkenalkan oleh Mukhlis dan Jupri, selaku pembawa acara sesi ini. Pengenalan kelompok dan PIC PK LPDP yang baru (Shabahul Arafi) juga menjadi menu utama pada sesi pertama. Selanjutnya, Shabahul Arafi memperkenalkan PIC PK LPDP senior, yaitu Mohammad Kamiluddin (Pak Kamil).
Pak Kamil memulai sesi PIC PK Menyapa dengan judul presentasi “Urgensi PK LPDP”. Pak Kami yang lahir di Pamekasan, 2 Juni 1985 menyampaikan cerita unik tentang semangat beliau ketika merantau ke Jakarta sebagai anak Madura. Pak Kamil menyelesaiakan studi S1 di Universitas Indonesia Jurusan Teknik Metalurgi dan material dan meraih gelar master di King Saud University, Saudi Arabia.
Semangat positif yang dibagikan oleh Pak Kamil kepada peserta PK LPDP PETA-142 adalah ketika beliau menyampaikan hal berikut ini:
Bisa jadi duduk kita di aula ini dirindukan jutaan orang di luar sana.Poin pertama yang perlu digarisbawahi para awardee adalah rasa syukur. Selain itu, Pak Kamil menekankan bahwa persepsi peserta PK LPDP yang akan memengaruhi keberlangsungan PK itu sendiri, karena dalam pelaksanaannya, sebenarnya, 80% mengelola persepsi dan sekitar 20% mengelola rangkaian kegiatan PK.
Dalam menyamakan persepsi, beliau menyampaikan tiga besar persepsi awal yang bisa jadi dimiliki oleh peserta PK, yakni: (1) PK untuk melepas kewajiban; (2) PK sebagai beban; dan (3) PK sebagai bukti syukur. Dan dalam menguatkan penyamaan persepsi, Pak Kamil memberikan satu contoh cerita sehingga peserta PK LPDP PETA-142 dapat memahami betul rasa syukur telah lolos beberapa tahap untuk kemudian duduk dan berkumpul pada sesi hari ini.
Hal lain yang perlu dicetak tebal adalah bahwa para peserta PK dapat mengikuti kegiatan dengan hati gembira dan menjadi gelas yang kosong (rendah hati). Selama PK, peserta sangat disarankan agar mengosongkan dirinya untuk menerima segala pengetahuan yang diberikan oleh para narasumber sehingga diharapkan para awardee dapat memiliki kepribadian yang dapat memimpin serta dipimpin.
Sumber: Daily Report.
No comments:
Post a Comment