PETA-142 LPDP: PERSIAPAN KEBERANGKATAN HARI KE-2 (3/5)


Waktu Baca: 7 menit

SESI KETIGA 
Selasa, 9 April 2019 (09.45 - 12.30 WIB)
Entrepreneurship (Berbagi Listrik)
Oleh: Irvan Hermana, Agus Ismail, Zaid R Hanan

Zaid Ramadhan Hanan (co-founder Berbagi Listrik). Seorang alumni Universitas Brawijaya Malang untuk jenjang S1. Sedangkan untuk gelar master, beliau memperoleh double degree dari Universitas UGM dengan program studi Master of Business Administration (MBA) di Universitas Gajah Mada dan di Rotterdam School of Management, Erasmus University untuk gelar yang sama. Beliau merupakan alumni LPDP PK-56 dan pada saat pelaksanaan PK beliau menajdi Ketua PA (Ketua Angkatan). Beliau pernah menjadi Vice President di AIESEC Indonesia selama satu tahun.

Agus Ismail (founder Berbagi Listrik) Ide berbagi listrik muncul berdasarkan pengalaman beliau yang pernah terdampar di suatu daerah di Sumbawa, Nusa Tenggara Timur dalam keadaan gelap gulita tanpa penerangan listrik. Pada akhirnya beliau dibantu oleh masyarakat lokal setempat dan diajak menginap di desa masyarakat tersebut. Berbekal pengalaman tersebut, beliau mempunyai ide untuk mencari suatu solusi terhadap suplai listrik di daerah / desa-desa pedalaman di Indonesia. Beliau lulus dari Universitas Gajah Mada untuk jenjang S1 dan melanjutkan jenjang S2 ke Korea University of Science and Technology melalui program LPDP jurusan Clean Energy and Chemical Engineering. Beliau tergabung dalam PK-56.

Irvan Hermala (CFO Berbagi Listrik). Beliau lulus dari Universitas Indonesia untuk jenjang S1 di bidang Manajemen Keuangan. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan ke Cardiff University melalui Beasiswa BPRI (Beasiwa Presiden Republik Indonesia) dan mendapatkan gelar Master di bidang Business Strategy and Entrepreneurship.

___


Sesi ini diawali dengan pemutaran video mengenai Berbagi Listrik yang didirikan oleh ketiga awardee tersebut. Video tersebut berisi profil tempat dilaksanakannya program berbagi listrik, di Desa Tepal, Lombok. 

Program Berbagi Listrik diinisiasi oleh Agus berdasarkan pengalamannya di Sumbawa. Dalam perjalanan tersebut, Agus telah melalui setengah perjalanan dari tempat yang akan dituju. Saat itu hari sudah petang menjelang malam, dan di lokasi tersebut tidak terdapat penerangan yang cukup memadai. Beberapa saat kemudian, beliau melihat adanya cahaya yang menyorotinya di kegelapan. Ternyata, cahaya tersebut berasal dari lampu mobil yang sedang menuju ke arahnya. Akhirnya penduduk setempat yang mengendarai mobil tersebut menawarkan untuk pergi bersama ke suatu daerah yang sangat ramah tetapi beliau mendapati tidak tersedianya listrik di daerah tersebut. Itulah latar belakang terbentuknya Berbagi Listrik. 

Motivasi utama didirikannya Berbagi Listrik adalah keberadaan para penduduk desa yang jauh dari fasilitas listrik, tetapi mereka sangat senang membantu orang lain (seperti latar belakang di atas). Di samping itu, sekitar 87% desa mayoritas penduduknya adalah petani, 29.650 desa tidak memiliki listrik, 27.893 desa tidak memiliki sarana produksi, 58.277 desa tidak memiliki pasar atau toko. Hal ini menyebabkan para petani tidak mampu mengelola hasil pertanian mereka dan memberikan nilai tambah pada hasil pertanian dari desa mereka. Akibatnya, mereka mendapatkan keuntungan yang sangat rendah. Penyebab utama ketidakmampuan petani menghasilkan produk pertanian adalah ketiadaan listrik di desa tersebut. Untuk itu, berbagi listrik memberikan solusi dengan pengadaan listrik bagi desa, sehingga para petani bisa lebih produktif.


Di sisi lain, Zaid menceritakan materi tentang traveling dan impact-full, artinya bagaimana kegiatan jalan-jalan dapat dilakukan dengan bersenang-senang dan memberikan dampak positif bagi tempat-tempat yang kita kunjungi. 

Harapan Bebagi Listrik adalah adanya regulasi yang membuka kesempatan bagi third party untuk membantu menjalankan program pemerintah. Contohnya adalah akses ke dana desa. 

Sumber: Daily Report.

No comments:

Post a Comment