Waktu Baca: 5 menit
Selamat pagi, teman-teman.
Tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan kebaikan Tuhan dalam hidup saya, sehingga orang lain dapat diberkati melalui kesaksian saya ini.
Ya, ini pukul 01.37 WITA. Dini hari ini, saya rindu sekali untuk menulis dan berbagi kebaikan Tuhan, yang kesekian kalinya, dalam hidup saya.
Sebelum sampai kepada cerita inti, saya sangat diberkati dengan lagu yang berjudul Sampai Akhir Hidup dengan lirik sebagai berikut.
Bapa Engkau mengenalku lebih dari siapa pun | Engkau tahu ceritaku dan isi hatiku | Tak peduli masa lalu, Engkau tetap memilihku | Ubahkanku, sempurnakan, Jadi karya yang indah | Kini aku percaya tiada yang mustahil bagi-MuKuasa-Mu, kuatkanku, Dasar kuberharapKini aku berserah pada rancangan-Mu bagikuKuikuti panggilan-MuKu kan setia sampai akhir hidupkuPada ibadah minggu tanggal 24 Maret 2019 di GBI Kupang Baru, Firman yang dibagikan adalah mengenai cara pandang yang baru yang diambil dari 1 Korintus 2:9 "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Melalui Firman tersebut, saya diajar untuk percaya bahwa Tuhan punya caraNya sendiri untuk menunjukkan kasih bagi saya, termasuk perjalanan pendidikan saya.

Seperti yang sudah saya bagikan pada postingan berikut, saya akhirnya ikut kembali ujian IELTS di IALF Surabaya (Test Centre ID035) pada tanggal 9 Maret 2019. Investasi untuk mengikuti ujian tersebut, bagi saya, cukup besar yakni sekitar Rp8juta yang meliputi uang pendaftaran Rp3juta dan tiket PP Rp5juta.

Di pertemuan COOL dan beberapa kesempatan, saya dikuatkan melalui doa rekan-rekan agar Tuhan berkenan memberikan saya skor yang dibutuhkan.
Harapan saya benar-benar hanya pada Yesus.
Mengapa?
Saya, pertama kali, mengambil tes IELTS di Test Centre ID195 tanggal 23 Maret 2013. Berkali-kali saya mencoba untuk upgrade nilai, bahkan dengan usaha yang *WADAW*, saya tetap berada di skor yang sama, yaitu 6.5. Bahkan, sampai terakhir saya mengikuti tes IELTS di Test Centre yang sama tanggal 7 Juni 2018, saya tetap berada di skor 6.5.

Sampai pada 9 Maret 2019 yang lalu, saya sangat berdoa agar skor saya mencapai 7 dan dapat saya gunakan untuk mendaftar Master in Accounting di Alliance Manchester Business School (AMBS).

Dari tahun 2014 sampai dengan sekarang, saya hanya mendaftar di sekolah tersebut. Tidak ada aplikasi lain yang saya buat untuk melanjutkan pendidikan saya, selain di AMBS.
Ada yang menyarankan saya untuk mengganti universitas. Tapi, saya tetap pada iman bahwa Yesus pasti kasih sekolah ini kepada saya.
Dan akhirnya, saya memeroleh hasil tes IELTS skor 7. Saya akan menggunakan skor ini untuk ketiga kalinya mendaftar ke AMBS jurusan Master in Accounting. Saya percaya, Tuhan Yesus akan memperlihatkan kepada saya caraNya yang baru untuk memberikan pendidikan ini, Master in Accounting at AMBS, seperti dia memberikan Beasiswa LPDP kepada saya.

Sekarang saya paham, jika saya periode yang lalu saya dapat LoA Unconditional, saya pasti tidak bisa mendapatkan apa yang saya telah peroleh sekarang; Bang Wilmart, Jonathan, Penugasan di NTT, dll dll.
Kali ini pun, saya juga tidak tahu, apakah saya akan mendapatkan LoA Unconditional tersebut karena (1) komponen writing skor 6, lebih rendah dari yang disyaratkan 6.5 dan (2) saya tidak bisa mengganti universitas tujuan untuk beasiswa LPDP.
Kali ini pun, saya sangat berharap dan hanya meletakkan iman saya pada Yesus. Dasar dari harapan akan, dan bukti dari, LoA Unconditional yang tidak saya lihat adalah iman saya pada Yesus Kristus.
Saya berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi berkat untuk teman-teman semua. Juga, tulisan ini akan mengingatkan saya tentang kebaikan Tuhan ketika saya telah mendapat LoA Unconditional tersebut.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment